Kamis, 16 Desember 2010

EPISODE HIDUPKU

Bagian pertama
Rapat 5 Janji


“Ciri – cirinya apa dra?” tanya Yusup dengan antusias tinggi
“ciri – cirinya, badan bahenol, hehe...” jawab Indra mencoba mengelak
“yang bener?” tanya yusup kembali, dengan nada suara seolah tidak percaya dan pengingkaran berat
“trus, hm... cewe itu kenal sama lu gk?” sela fadli dalam heningnya mencari pertanyaan untuk diajukan pada indra
“yaa... enggak si” jawab indra mencurigakan
Kemudian, sambil tersenyum dan tertawa kecil yusup bertanya, “dia adanya di kelas berapa, hihi?”
“laaaaah... jangan dikasih tau itu mah” protes keras indra dan kawan – kawan yang lain terhadap pertanyaan yusup.

Yusup tetap saja tertawa tak bisa menahan komedi yang dibuatnya sendir. Sedang aku dan abeng hanya diam sambil menyimak percakapan sekumpulan anak muda lajang dan perjaka kelas 1 Aliyah ini. Hal ini pula yang tanpa sadar telah melahirkan perkumpulan bergengsi disekolah dan beranggota anak – anak dengan karakter dan pribadi yang luar biasa. Sudah berjam – jam kami membicarakan tentang wanita yang menjadi pencuri hati bagi kami semua. Mungkin terdengar konyol, benar – benar memalukan jika aku ingat. Sekelompok pria membicarakan wanita pujaan mereka. Tapi tahukah kalian, kejadian ini akan terus berlanjut hingga ke jenjang yang lebih tinggi hingga menimbulkan kisah – kisah percintaan dan kisah – kisah lain yang menarik antara 5 remaja semasa SMA (walau kami semua sekolah di Madrasah Aliyah).
“sekarang gini aja, lu pada berani gak, kita semua kasih tau nama cewe itu, tapi cukup kita berlima aja yang tahu” usul salah satu anggota rapat terbatas perdana kami.
Muncul wajah – wajah dengan ekspresi beragam dari masing – masing anggota. Yusup yang kelihatannya paling malu, karena bermasalah dengan “PD” –nya. Indra dengan raut wajah penuh derita dan dosa terpendam mencoba bersikap tenang . Fadli yang kelihatannya antusias dengan pernyataannya itu mencoba mengambil alih diskusi. Sedang Abeng yang kelihatannya agak sedikit malu mencoba tersenyum kecil pada kami semua. Sedang diriku yang langsung mengulurkan tangan ketengah – tengah seluruh anggota dengan cepat dan dengan berani langsung berkata,
“ayo, setuju ya semuanya?”
Keadaan hening sempat menghinggapi kami semua untuk beberapa saat, sepertinya mereka semua sedang bertempur dengan pikiran masing – masing dan membuat prasangka sendiri yang dapat menguntungkan mereka. Sungguh konyol jika kuingat peristiwa itu yang menjadi peristiwa besar dalam sejarah MAN Cikarang dan hanya kami berlima yang tahu akan hal ini. Menyenangkan.
“begini aja, kita tulis aja nama – nama dari kita masing – masing, terus dikumpulin. Ntar kita ngeliatnya bergantian, kan jadinya seru” usul yusup mencoba meng”iya”kan usulan fadli dengan metodenya sendiri.

Aku langsung menarik kembali tangan yang tadinya ku sodorkan kepada mereka. Sedang abeng semakin tersenyum lebar tanpa memperlihatkan rangkaian gigi – giginya yang seksi. Indra mulai merasa gelisah mencoba menolak usulan tersebut. Karena dari cerita yang dipaparkannya dalam mendeskripsikan wanita pujaannya itu, dialah yang paling membuat kami penasaran. Indra memang terkenal pandai bercerita. Bahkan ceritanya selalu kami nanti.
“buset deh! hehehe” indra bicara singkat mencoba menolak usulan itu.

Tapi apa daya, dia tidak mampu mengelaknya. Apalagi 3 dari 5 anggota rapat itu telah setuju. Untungnya rapat itu berlangsung tanpa memakai metode yang dipakai para sahabat Nabi SAW saat pengangkatan Khalifah Ustman bin Affan yang dinamakan Majlis Syura, dimana jika ada 1 atau dua anggota tidak setuju, sedangkan sisanya dari kelima anggota itu setuju, maka seorang atau dua anggota yang tidak setuju itu harus dibunuh.
“ya udah, gw setuju. Tapi harus kompak ni ya!” abeng angkat bicara dan setuju dengan usulan itu. Walau terlihat ia bernasib sama dengan indra.
“tapi, sebelumnya kita buat janji dulu anatar kita berlima, supaya adil” usulku agar mereka sepakat akan usulan sebelumnya.
“ya udah. Kita semua janji, gak bakal membocorkan rahasia ini sama siapa aja, cukup kita berlima yang tahu.” Ujar fadli yang terdengar bijaksana.
“kalo misal ada yang khianat, tabokin aja bareng – bareng, hehehe” celoteh khas abeng mencoba menyemangati dan memberi sanksi bagi pelanggar janji.
“ya udah setuju!” jawab kami serentak.
Akhirnya kami memutuskan membuka rahasia ke”pria”an kami yang sangat sensitif dan sensitif. Lembaran kertas disiapkan untuk menulis satu kata paling “sakral” untuk dibaca.
“sup, minta kertas lu” minta fadli
“tuh ya, giliran kertas aja mintanya ke gua, gua ynag jadi korban” protes ketidak adilan seorang yusup.
“gak papa, kan lu punya kertas banyak” kata – khas abengpun melayang. Sedikit membuat yusup jengkel.
Fadli merobek nya menjadi lima bagian. Tanpa komando kami menulis kata “sakral” itu dengan hati – hati. Seakan sedang mengikuti ujian negara, kamis semua menulisnya sambil berjaga – jaga ada mata jahil yang mencoba mengintip, padahal nantinya akan terbongkar juga. Kelihatannya semua sudah selesai. Langsung kami menaruh kertas yang sudah kami lipat ada juga yang digulung kami taruh di tengah lingkarang rapat terbatas dan rahasia yang diadakan dikelas x.3 ini yang telah berlangsung berjam – jam. Kelihatannya sebentar lagi sinkronasi hasil rapat, jadi, ini moment yang ditunggu – tunggu. Kami acak kumpulan kertas itu dan kami lihat secara bergiliran. Kira – kira proses ini berlangsung 30 detik, dan setelah itu........
“gua jadi bingung ini!”
“iya. Gua gek sama, hehe”
“coba ini, nama ini siapa yang nulis?”
“itu gua!”
“ouh, elu. Lah, terus yang ini siapa?”
“itu si yusup”
“berarti si indra yang ini?”
“iya”
“ini siapa sih ini, hah!” yusup berkata dengan meledek kertas milikku. Sepertinya mereka memang sudah menduga sebelumnya. Apalagi nama yang kutulis sudah tak asing bagi mereka.
“ah, apaan si ini, dah injek aja. Buk... buk... buk”
“hehehe.... sial, si fadli kurang ajar ni.” Jawabku dalam hati sambil tertawa melihat fadli menginjak – injak kertasku dengan maksud “ngeGuyu”.
“lah, beng... lu si itu beng?”
“iya” abeng menjawab pertanyaanku sambil tersipu malu.
“hahahaha.... gak nyangka”
“tuh, si indra bisa banget, tadi mah ngasih taunya katanya bodynya bahenol, begini – begini, eh... gak tau nya mah si itu ” kata – kata yusup yang mencoba membongkar kebohongan indra saat mendeskripsikan wanita pilihannya. Indra hanya tertawa karena sejak awal ia memang merencanakan itu.
“pantes aja dari tadi tingkahnya aneh” pikirku dalam hati tentang pernyataan indra.
“gua banyak yang gak kenal nih nama – nama perempuannya. pilihan si indra yang mana sih orangnya?” tanyaku dengan serius karena benar – benar tidak tahu.
“itu, yang sekelas sama gua sama si indra. Yang duduknya barisan kedua deket barisan gua meja paling depan” jawab yusup.
“yang mana yaaa......??”
“besok dah gua kasih tahu”
“kalo si fadli yang mana orangnya?” yusup balik bertanya.
“sekelas sama gua, yang duduknya samping meja gua. Besok gua kasih tau juga dah”
Akhirnya, rapat selesai dengan hasil memuaskan dan mengejutkan. Benar – benar luar biasa. Mungkin kami tidak sadar bahwa pertemuan dihari itu telah menjadi awal baru bagi sejarah MAN Cikarang untuk mempunyai suatu perkumpulan baru beranggotakan siswa – siswa yang akan menjadi sejarah tersendiri dalam catatan sejarah berdirinya sekolah ini. Sebuah perkumpulan yang kami namakan “5Janji”
Keesokan harinya, ada sebuah perasaan yang berbeda antara kami. Rasanya ada suasana baru dibenak hati kami masing – masing. Ada sebuah perasaan yang berbeda yang kurasakan setiap bertemu dengan anggota perkumpulan baru kami. Namun hal itu tidak berlangsung lama. Sejak saat itu, kami berlima semakin akrab. Dimanapun dan kapanpun saat kami berlima berkumpul, selalu kami bercanda dengan berkata, “woy, rapat.. rapat..! Rapat 5janji”. dan rapat pada hari itu pun terus berlangsung secara rutin tanpa jadwal yang ditentukan untuk meng”up date”status, dan laporan kepada seluruh anggota.
Pernah suatu hari, ada kejadian yang membuat kami kocak berlima. yaitu, saat si indra terlihat asik bercandra mesra dengan wanita yang disukai abeng, walau aku dan fadli berbeda kelas dengan abeng indra dan yusup, kebetulan hari itu aku bersama fadli berkunjung kekelas mereka saat kejadian itu terjadi. Dengan celoteh khas kami, fadli berkata kepada abeng dan yusup yang sedang berdiri di samping pintu kelas mereka. Aku terkejut ketika melihat indra sedang bermain bercandra mesra dengan wanita pilihan abeng bahkan nampak seperti sedang menggoda, serentak akumenunjuknya sambil berkata, “pengkhianat!”, kami berempat yang langsung berlari menuju indra dengan ambisi penuh rasa ingin memukul sambil bercanda dan tertawa geli mengeroyok indra, walau indra hakikatnya tidak melanggar janji. Kami benar – benar puas dengan kejadian itu. Indra yang menjadikorban sadar akan kelakuannya, ia hanya tertawa terbahak – bahak. Mungkin lebih tepatnya abeng yang menjadi korban kejadian itu.

0 komentar:

Posting Komentar

Adakah kau ingin mencari?