Senin, 28 Februari 2011

OH... IBU


Berikut ini adalah sebuah karangan berjudul “SURAT IBU”. Awal mula saya membuat karangan ini adalah ketika saya dan teman – teman saya berencana mengadakan acara renungan malam dalam rangka kegiatan LDKS di Madrasah (SMA) kami. Namun, ketika kami mengadakan persiapan sebelum acara, saya mendapati teks renungan yang dibaca ternyata belum dapat menyentuh hati saya (alam bawah sadar). Entah teman – teman yang lain merasakan juga atau tidak, namun secara pribadi (mungkin karena berhati batu) tidak sedikitpun kesedihan yang saya rasakan (padahal beberapa teman sudah merasakannya). Karena saya tidak puas, akhirnya saya ciptakan sendiri teks renungan malam itu. Entah bagus atau tidak, namun secara pribadi masih belum juga menyentuh hati saya (mungkin karena karangan sendiri). Namun tidak sedikit yang mengatakan telah tersentuh oleh karangan ini. Mungkin teman – teman punya pendapat setelah membacanya sendiri. Saya persembahkan, sebuah karangan yang berisi renungan berjudul :



SURAT IBU

Wahai anakku, maaf Ibu telah mengirim surat ini untukmu. Maaf jika surat ini menyita waktu bermainmu atau waktu gembiramu bersama teman – temanmu. Ibu hanya ingin mengetahui kabarmu. Kabar anak ibu tercinta.
Anakku, ibu sendirian disini. Ibu merasa sangat kehilangan. Ibu rindu  sekali kepadamu. Tapi ibu malu, ibu malu,ibu malu..... karena setiap kali ibu ingin menemuimu, engkau selalu berkata “kenapa ibu kesini sih, aku malu sama teman –teman aku Ibu”. Wahai anakku, maafkan ibu, maafkan ibu. Bukan maksud ibu membuatmu malu, Ibu hanya ingin membelaimu lagi wahai anakku.

Ibu sungguh rindu ingin memelukmu lagi. Ibu sekarang memang sudah tua, Ibu tidak lagi kuat untuk menuruti segala perintahmu wahai anakku. Ibu sedih, ketika engkau meminta sesuatu, ibu tidak dapat memenuhi keinginanmu itu. Ibu selalu menangis, ibu menangis, karena membuatmu kesal. Ibu akan semakin bersedih dan menangis disetiap ada kesempatan saat ibu melihatmu tersakiti.

Anakku, tadi pagi engkau meninggalkan ibu dan belum juga kembali. Maafkan ibu, ibu belum dapat memberimu bekal perjalanan yang banyak saat engkau memintanya. Saat ini ibu berdoa untukmu. Setiap saat ibu berdoa untukmu. Ya Allah, lindungi anakku. Lindungi ia selalu. Aku tidak mau anakku merasa sakit. Ya Allah, biarlah aku yang menanggung semua dosa anakku, biarlah aku menerima sakit siksaanmu, asal engkau mau mengampuni anakku.

Wahai anakku, ibu takut, ibu takut, ibu takut kalau ibu yang sudah tua ini, tidak mampu lagi untuk menemanimu. Ibu takut ibu tidak lagi bisa mendengar suaramu. Ibu merasa waktu ibu sudah dekat. Ibu merasa lemah, ibu takut meninggalkanmu. Mungkin engkau tidak peduli saat ibu telah dikafani dan dimasukkan kedalam liang lahat.

Mungkin engkau gembira saat ibu tidak ada lagi didunia ini. Tapi ingatlah anakku, ibu selalu menyayangimu. Ibu mohon maaf jika memiliki banyak salah, ibu minta maaf jika selalu menyusahkanmu, ibu mohon maaf jikalau ibu membuatmu malu. Terima kasih anakku. Engkau telah memberi ibu kebahagiaan terbesar selama hidup ibu. Engkau telah menjadi pengisi hati ibu. Mungkin engkau enggan untuk membaca surat ini. Namun ibu yakin, Allah selalu melindungimu wahai anakku.  

0 komentar:

Posting Komentar

Adakah kau ingin mencari?