Sabtu, 31 Maret 2012

KACAU

Akhirnya, sebentar lagi masa "putih abu - abu" berakhir sudah. Semoga semua berjalan lancar diakhir perjumpaan dengan ranah pubertas ini, wahahahaha......

tapi, sudah jadi keharusan bagi kita mencari orientasi selanjutnya setelah lulus dari sini. Dan (bukannya mau sombong) gue harus bisa kuliah di PTN Favorite. ITU HARGA MATI!

But, how?

Kebetulan tahun ini telah kembali dibuka pendaftaran secara nasional atau Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) - singkatannya agak sulit dihafal awal - awal kenal - tidak disia - siakan, gue ikuti peluang ini. Jalur masuk terbagi 2, ada jalur undangan dan tulis. Tentu saja karena jalur undangan dibuka lebih dahulu, dan kebetulan sudah dapat rekomendasi, gue ikuti jalur undangan. Tapi, ini masa - masa yang agak sulit, karena harus memilih (hanya) 2 PTN se-Indonesia dan masing - masing PTN memilih 2 jurusan saja. MUST BE CAREFULL!

Setelah beberapa hari perenungan, konsultasi, diskusi sampai perdebatan akhirnya terpilihlah PTN favorite di daerah Surabaya dan Semarang (Inisialnya Univ-A dan univ-D) dan langsung go regist. Berkas dilengkapi, semua sudah, keluarlah kartu bukti tanda peserta, tinggal tunggu deh hari pengumuman (pengumuman tanggal 28 Mei). Tapi, agak naif juga kalau kita menunggu lama untuk keputusan yang belum pasti. Ini mirip seperti menunggu kiamat (maksudnya nunggu sambil mikir, "lolos seleksi gak ya?"). Sungguh mencemaskan!

Sambil menunggu "kiamat" tiba, lebih baik selamatkan diri dengan mendaftar PTN lain lewat jalur - jalur yang ada. Ohy, sudah dari dulu gue sangat tertarik masuk PTN ter-favorite di Yogyakarta dan termasuk terbaik di-Indonesia, yaitu univ-G. Aduuuuhhh....... jadi kebelet pengen kesitu! Apa lagi dapet informasi kalau salah satu temen gue sudah diterima di univ-I. Salah satu universitas terbaik di Jakarta. S**l, kenapa dia dapet, gua malah merasa terpuruk disini. GUE DENDAM!

Satu - satunya cara melampiaskan rasa ini cuma satu, masuk univ-G (karena passing grad PTN yang bisa ngalahin univ-I cuma itu). ITU HARGA MATI! 

Setibanya dihadapan komputer, teman setia manusia abad 21, gue langsung buka situs/web univ-G, dan menuju informasi penerimaan mahasiswa baru. Begitu terperanjatnya mata gue dan bulu kuduk langsung berdiri 90 derajat (alias tegak lurus) melihat pengumuman yang diberikan ....

"Univ-G hanya menerima pendaftaran mahasiswa baru melalui jalur SNMPTN."


Kira - kira ekspresi gue begini waktu itu!

WHAT? Hancur hatiku! Lemaaas! Waaahh.... kalo begini dendam gua bakalan kebawa sampai mati. KACAU! Tapi, mau diapain lagi, jalur SNMPTN sudah dipakai buat masuk ke univ-A dan univ-D, walaupun masih ada jalur SNMPTN tulis, harusnya itu jadi jalur terakhir saja. Dan kalau dipaksakan memakai jalur terakhir itu untuk masuk ke univ-G, peluanya kecil. Harus bersaing sama ribuan orang (gak P.D.). 

Untungnya ada teman yang mampu memberi informasi alternatif yang terpercaya. Jadi rasa kecewa ini bisa hilang (sedikit). Kobaran api yang menggebu - gebu dalam berkompetisi, kini surut ditelan kekecewaan hati. Tapi, TETAP SEMANGAT!!! (Karena 'kiamat' belum datang)

HUFH...

Minggu, 25 Maret 2012

JUMPA

"lama yah nunggunya?"

"ah... gak kok"

"maaf ya?" (dengan senyum)

"gak apa- apa" (balas senyum)

"hmm...... kamu sering ya dateng kesini?" (gugup)

"ya, lumayan. kadang kalo lagi mau sendiri atau sekedar cari udara segar ke taman ini. kamu kesini naik apa?"

"eeh.. naik angkot. tadinya mau bawa motor, tapi kayaknya macet."

"ouh..."

"ya... hufh... ohy, gimana kabar kamu?"

"baik, kamu sendiri?"

"baik juga"

"kamu masih sama Karina?"

"maksud kamu?" (mengkerutkan dahi)

"kamu tahu maksud aku?" (tersenyum)

"dia cuma teman!" (dengan nada datar)

"kukira kamu sudah suka dari dulu. dan memang kamu suka kan dari dulu?"

"apa maksud kamu? dia teman. lagi pula dia wanita biasa. dan aku tidak pernah menyukainya, dulu maupun sekarang!" (menegaskan)

"kau boleh bilang kalau suka. tidak akan ada yang salah" (tetap tersenyum)

"maksud kamu apa sih, kenapa bertanya itu terus. 3 tahun tidak bertemu kenapa kau tidak berubah?" (jengkel)

"aku berubah"

"apanya yang berubah?"

"aku lebiih bisa menerima kamu dengan orang lain, terutama Karina" (tersenyum tegar)

"ya ampuuun.... sudahlah, aku bosan" (memalingkan wajah)

"kau marah?"

"aku tidak marah!"

"maaf. maaf jika aku tidak bisa membuatmu nyaman?" (menundukkan kepala)

"(diam)"

"Raja.... aku kangen sama kamu?" (tetap menunduk)

"aku tahu! lalu?" (nada sinis)

"bagaimana keadaanmu?" (menahan tangis)

"kenapa kau bertanya lagi?!" (menahan emosi)

"maaf Raja" (mulai menangis)

"Putri... sini" (memegang kepala putri dan menyandarkannya)

"3 tahun kita gak bertemu, kau tidak berubah. kau tahu, aku lelaki. selalu tidak sama pikirannya. tapi kau harus tahu, hatiku tetap sama" (nada lembut sambil mengelus kepala Putri)

"jadi, kau mau pergi lagi?" (menangis)

"(menahan jengkel sesaat) tidak."

(diam sejenak)

"besok, aku akan meminangmu!"

POLEMIK

Belakangan ini, media masa Indonesia banyak menyiarkan polemik yang tidak kunjung ada titik temunya. Situasi Indonesia (dengan system demokrasinya) menciptakan suasana yang subur dengan opini dan kritik dari semua kalangan. Seperti kita tahu, masalah yang dibahas masih seputar masalah klasik yang terjadi dinegara berkembang. Diantaranya seperti korupsi, isu SARA, narkoba, dan yang teraktual kenaikan harga BBM.

Hal ini sering dirasakan masyarakat Indonesia terutama di masa kepresidenan Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Bahkan, dimasa kepemimpinan Pak SBY sebagai presiden RI, kenaikan BBM terjadi berkali – kali (meski terjadi pula penurunan). Namun yang menjadi fenomena sosial, adalah reaksi “berlebihan” masyarakat. Saat ini (Maret 2012) diisukan BBM akan naik pada bulan April mendatang (diperkirakan naik Rp. 500,- sampai Rp. 1.500,- perliter) dan didukung kuat oleh pernyataan resmi presiden yang berencana akan menaikannya. Hal ini sangat meresahkan masyarakat. Keresahan ini teramat wajar melihat dampak yang mungkin ditimbulkan.

Kata nelayan “kami sulit melaut. Karena cuaca tak menentu, ikan semakin sedikit, ditambah kenaikan BBM!”,

kata pedagang, “harga bahan baku naik. Terpaksa kami juga harus menaikan harga. Tapi kalo dinaikan, dagangan kami jadi tidak begitu laku, karena mahal”

kata supir angkutan umum, “ya jelas berat. Penghasilan kitakan gak seberapa. Belum bayar sewa, dan bayar kebutuhan sehari – hari, eh sekarang ditambah harga bensin naik”

kata ibu – ibu, “ia nih, pemerintah gimana sih. Walaupun ada BLT paling habis buat 1 minggu. Kalo BBM naik saya gak bisa masak!”

kata si anak, “aku gak ngerti apa – apa?”


Memang, kenaikan BBM menjadi suatu dilema bagi pemerintah akibat kenaikan harga minyak dunia menjadi  US$ 106,67 per barrelnya. Namun, melihat perencanaan APBN yang seharusnya dapat lebih menstabilkan kondisi perekonomian Indonesia dengan berbagai alternative pemasukan atau efisiensi pengeluaran guna mensejahterakan masyarakat. Kita tahu, salah satu sumber pemasukan yang berkontribusi besar adalah pajak. Saya hendak coba melogikakan, jika APBN mampu memaksimalkan pendapatan yang diterimanya dari berbagai sektor yang ada (baik pajak, BUMN dll), maka semakin banyak pemasukan, semakin banyak pula uang yang dapat dikeluarkan (teori dasar ekonomi). Tapi, kita bertanya, apakah pemasukan pajak sebagai sumber pemasukan utama sudah maksimal? Jawabnya, belum. Kenapa? Mari kita tanyakan kepada mereka yang (seharusnya) membayar pajak. Apa jawabnya? Banyak yang menyatakan, bahwa mereka belum menjalankan kewajiban membayar pajak secara baik. Apakah ini sumber utamanya? Bukan hanya ini. Apa lagi? Mari kita tanyakan pada bagian pengelolaan. Apa jawabnya? Ternyata masih banyaknya penyelewengan dana yang dilakukan petugas pajak, alias korupsi.

Disini kita dapati, bahwa baik oknum pemerintah dan oknum masyarakat bekerja sama secara tidak jujur dan tidak langsung untuk mencari keuntungan pribadi. Ini bukti bahwa moral bangsa masih sebatas rupiah, dan dapat diperjualbelikan demi keuntungan duniawi. Tidakkah rakyat “capek” dengan ulah jelek oknum pemerintah yang nakal? Dan tidakkah pemerintah “pusing” dengan oknum masyarakyat yang keras kepala dan egois?

Sudah waktunya kita jujur dalam menghadapi setiap masalah. Terutama masalah bersama. Meski besar harapan agar tidak terjadi hal yang dapat menyengsarakan rakyat, seperti kenaikan BBM kali ini yang memang belum dapat diterima dan dirasa kurang tepat. Bahkan pernyataan “demi menyelamatkan APBN” dirasa sangat tidak manusiawi. Disamping itu, bangsa perlu tahu diri akan kelemahan mereka sebagai usaha untuk melemahkan bangsa ini juga. Negara berkembang tidak akan maju sampai bangsa tersebut memiliki kesiapan juga mental untuk maju.

Mohon maaf dan terima kasih.


Tulisan ini sebatas refleksi kecil serta opini penulis pribadi menyinggung masalah kenaikan BBM. Masih banyak yang hendak diutarakan, mungkin dilain kesemptana. Semoga pembaca sebagai sesame manusia Indonesia yang juga merasakan polemic ini dapat saling membantu.

Senin, 05 Maret 2012

GARA - GARA POHON

"Waaah..... asik juga kumpul sama temen di MAN sampai sore. Rasanya jadi gak mau pulang. tapi kalau gak pulang, berabe juga dirumah?!"

"Et deh, kayak lu dicariin bae sama Mamah lu!"

"Ia sih"

Padahal sudah sore, sudah sekitar 2 jam yang lalu sekolah selesai. Tapi, yaah... beginilah kalau sudah kebiasaan. Bermain disekolah sampai sore sama teman - teman senasib. Senasib gak pernah dicariin ortu kalau gak pulang - pulang, walau sampai berhari - hari (tapi tentu saja mereka fine - fine aja, karena kami gak pernah macam - macam).

"waaaah... anak Taekwondo rajin juga tu latihan"

"rajinan gek Kepala Madrasahnya, tiap hari di MAAAN mulu, kagak bosen apah, haha...?" jelas Indra.

"kayaknya mah kagak dra" jawabku.

Tak lama, hujan turun deras. Terlihat di dekat kamar penjaga sekolah, kakak - kakak kelas yang dijuluki Gank Ntat - Ntit (maksudnya gerombolan siswa super rajin yang menduduki sekolah kami, dan terkenal pantang pulang, lebih "buas" dari kami) sibuk menahan dan membersihkan air karena kebanjiran. Di bawah pohon rindang yang berdiri kokoh dan menjadi satu - satunya tanaman besar disekolah kami (pada waktu itu) mereka mondar - mandir seperti kodok cari pasangan kawin. Di tengah derasnya hujan, saat asiknya kami nikmati suasananya, tiba - tiba, sesuatu terjadi.

krek... krekek... krekk... gubraaak......

"apa itu?"

"pohonnya!"

"pohonnya jatoh!"

"waduuuh... kacau!"

Ditengah hujan lebat, satu - satunya maskot hijau kami roboh. Aduh, gundul pisan nih sekolah. Udah banjir, gersang, kotor, atap pada bocor, idup lagi! Parahnya lagi, tumbangnya pohon itu menutupi pintu keluar. Melihat pemandangan mengerikan itu, Kepala Sekolah yang ada di TKP mengambil tindakan. Bak seorang gembala memanggil domba - dombanya, dengan sigap kami (para lelaki) dan Ntat - Ntit memenuhi panggilan dan menghadap. Ia memberikan komando yang sangat singkat dan menggetarkan hati dan pikiran...

"tolong singkirin tu pohon"

Aduuuuhhh............ ujan - ujan, basah, suruh nyingkirin pohon gede lagi. Kan capek. Tak apalah, mumpung rame - rame. Pasukan dengan sigap mengambil senjata, ada 2 buah golok, pisau daging, dan yang lain menggunakan tangannya memungut ranting dan batang pohon yang jatuh dan dipotong. Jadilah kami petugas tata penghijauan dadakan. Semua bekerja, sedikit demi sedikit pohon berhasil dipotong. Celoteh - celoteh khas Ntat - ntit tak lupa memberi bumbu keceriaan ditengah lelah dan hujan. Dibantu kopi panas sebagai sumber energi utama. Akhirnya selesai juga.

Esoknya, ketika sekolah dimulai kembali, begitu masuk gerbang ada perasaan aneh menghinggapi.

"MAN Cikarang kayak kehilangan jiwa gara - gara pohon."

Adakah kau ingin mencari?