Katakan padaku, apa yang kamu lihat dariku saat ini?
Apakah aku berbeda?
Ataukah aku tetap sama seperti yang dulu?
Jika berbeda, apa yang berubah dariku?
Jika sama, apa benar kau bisa melihat diriku?
Tak pasti bukan, ketika kau menemukan jawaban itu
Kau tahu kenapa?
Tidak?
Kumeragu pada diriku sendiri
Aku bicara apa katamu!
Ya, akupun tak tahu
Terkadang hanya takut
Terkadang hanya bimbang
Dan terkadang hanya sendiri
Sendiri...
Sendiri mengasyikan
Bisa kau merasakan itu pada diriku?
Kurasa tidak
Kau bilang iya?
Jika iya, sudah pasti kau tidak akan menelphoneku setiap malam
Asal kau tahu, malam benar – benar saat yang sempurna
Bagi penyendiri sepertiku
Apa kau masih merasa sama ketika melihatku tersenyum atau mati?
Jika sama, apa kau benar – benar mengenalku?
Aku pernah mengenal banyak wajah
Yang putih, keriput, cantik, tampan, hitam atau bahkan tak berbentuk
Jika kau bertanya apa yang aku rasa ketika melihat mereka
Aku hanya bisa menjawab, aku lupa
Lupa?
Kau selalu merasa heran mendengar kata yang akrab dengan diriku itu
Meski bukan aku sendiri yang memiliki hubungan erat dengan kata itu
Jika sudah lama kau tidak bertemu denganku
Apa kau akan merubah sikapmu padaku?
Terlepas dari perubahan sikapku padamu
Jika lama kita tak berjumpa, akankah kau jatuh merinduku?
Membayangkan berbagai macam aktivitasku yang tidak pernah kulakukan?
Membayangkan pertemuan yang kau nanti?
Melihat indahnya angan itu dengan kata – kata indah yang kau ucapkan padaku?
Jika kau yakin akan kekuatan do’a, akankah namaku kau ucap disela do’amu?
Padahal kau tahu aku bukan seseorang yang memiliki keyakinan yang sama sepertimu
Jika pada saatnya kita bertemu, apa kau akan tetap menyimpan anganmu?
Akankah kau diam didunia nyata sementara mimpimu menyimpan berjuta aksara?
Bukankah kau dulu selalu menyebut namaku dalam do’amu?
Masihkah kau menyebut namaku dalam do’amu jikalau kau melihatku berdampingan dengan tunanganku?
Pasti itu semua akan merusak anganmu
Kau larut oleh angan bagai gula didalam air panas
Sampai menghimpit anganku pula
Aku berangan?
Ya, kenapa tidak?
Apa kau kira anganmu bertepuk sebelah tangan?
Awalnya, pun aku berpikir demikian
Sampai aku berhenti lagi berangan
Itu terlalu mencoba melarutkanku tanpa batas kearah yang tak pasti
Hanya... bayang – bayang
Dan awalnya pun aku berpikir begitu
Sampai aku yakin bahwa angan – angan hanya sebuah hasil buah kerinduan
Sampai disini, aku sudah cukup letih
kucukupkan kata rindu iniSelamat tinggal
0 komentar:
Posting Komentar