Sebetulnya aku suka jatuh cinta
Lebih suka menemukannya dengan pandangan pertama
Katakanlah aku sedikit percaya dengan harapan
seperti itu
Tapi entah ia masih ada atau sudah mati
Sudah lama rasionalitas menelan diriku kedalam derasnya tuntutan hidup
Sudah lama juga kehidupan romansa remaja (katakanlah) kutinggalkan
Mari kita melihat sedikit kemasa lalu
Kapan aku mulai....
Aku mulai tidak suka bercerita
Maaf, tadi bukan kelanjutan kalimat
Tapi pernyataan yang berbeda dari sebelumnya
Sengaja kupotong karena keinginan dasarku
Entah apa yang kubutuhkan sekarang
Tapi, hmm..... agak gelap jika kucari sendiri
Ketika pikiranmu gelap oleh realitas – realitas hidup yang tidak membahagiakanmu
Terlebih jika kamu hidup ditengah berbagai pengaruh negatif (kurang menyenangkan)
Pasti pikiranmu gelap akibat semua hal itu
Bahkan agamamu tidak sepenuhnya dapat membantu saat ini
Kenapa?
Memang tidak ada yang berubah dari agama
Tapi intervensi musuh – musuh terhadap paradigma berfikir umat telah berhasil menguasi kita
Ah sudahlah, tak perlu berlagak intelek untuk mengkritisi hal – hal seperti itu
Di zaman ini seekor kudapun mampu menyedot perhatian publik
Sampai dimana kita?
Ouh ia, gelap
Pikiranku gelap, sudah pasti kelakuanku pun gelap
Untuk kasusku keadaan gelap yang aku alami terletak pada ketidak mampuanku menjalin hubungan sosial yang harmonis
Mungkin aku bisa menciptakannya untuk orang lain
Tapi tidak untuk diriku sendiri
Entah dari mana asalnya
Bagaimana prosesnya
Semua itu menghasilkan pribadi yang soliter, penyendiri, dan idealis (entah idealis atau fundamentalis)
Apa karena kajianku terhadap kefilsafatan?
Setahuku aku tidak pernah mendalami filsafat
Setidaknya hanya sekedar bahan bacaan
Apa karena pelarian terhadap cinta?
Atau yang lebih parah akibat luka cinta lama?
Setahuku aku tidak pernah bermasalah dengan cinta
Setidaknya cinta tidak pernah membuatku terluka
Faktor biologis?
Keturunan?
Masyarakat sekitar?
Teman disekolah?
Guru?
Tidak ada
Satu – satunya jawaban yang paling masuk akal dalam diriku terletak pada diriku
Jika semua faktor yang kita bicarakan tadi memang mempengaruhi
Mereka tidak mempengaruhi ku sebagai faktor tunggal
Semua itu kesatuan yang biasa disebut faktor eksternal
Lalu dimana letak semua proses terjadi?
Dikepalaku
Ah... pusing juga
Tidak mudah memang menjadi pribadi yang tidak menyenangkan
Terlebih kau hidup diantara para pecinta
Pecinta buta
Pecinta harta
Pecinta dosa
Pecinta kebodohan
Pecinta perselisihan
Dan pecinta dunia
Aku terjebak diantara absurditas dan realitas
Dilain sisi aku seorang sastrawan amatir yang tertarik pada puisi
Disisi lain aku seorang pemimpin yang memiliki tuntutan oleh publik
Memang aku amatir
Dan memang ini tahap proses belajar
.......
Tunggu dulu!
Bukankah ini menarik
Aku bisa lakukan apapun yang kumau
Aku tidak perlu memperdulikan mereka
Aku tidak perlu memperdulikan bagaimana
Aku tidak perlu meperdulikan kalian
Aku hanya perlu menemukan jawaban
Ah... hei,
Kau tahu
Pikiran seperti itu sering datang menghampiriku
Malangnya, itu tidak pernah benar – benar kulakukan
Kusarankan pada kalian agar tidak melakukan hal serupa
Kecuali kalian menjadi diriku
Sering pula aku berfikir, kapan kira – kira pikiran itu akan menguasai diriku
Merubahku menjadi pribadi yang utuh
Yang utuh dalam gelap
0 komentar:
Posting Komentar