Sabtu, 29 Januari 2011

SEJARAH KEIMANAN

     Ketika seseorang ditanya tentang Tuhannya, “Dimana Tuhanmu?”, pantaskah dia menjawab “Tuhanku ada di langit” sambil mengacungkan jari telunjuk keatas. Pemahaman kita akan kehadiran Tuhan seakan – akan seperti bayi tanpa susu. Dengan seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, akankah pemahaman kita tentang Tuhan yang berada “dilangit” akan tetap menjadi acuan akan kehausan rasa ingin tahu manusia yang liar? Di era zaman serba rasio ini, tantangan umat Islam yang kian meruncingkan mata pisau yang siap menikam jantung kehidupan kaum beriman, seakan tak terbentengi. Padahal, sebagai umat yang beriman wajib bagi kita akan pemahaman mendalam demi terjawabnya pertanyaan – pertanyaan yang dilemparkan guna melemahkan atau bahkan menjatuhkan mental umat Islam yang kian hari kian terjajah.
Sejak dahulu keberadaan Tuhan bagi seseorang dalam aspek kehidupan sehari – hari dirasa tak lagi memiliki tempat yang layak atau bahkan tidak lagi memiliki tempatnya yang mengakibatkan suburnya pertumbuhan paham sekularisme. Sikap yang terus ditumbuhkan sebagian besar umat Islam untuk memahami kodratnya sebagai makhluk beriman sering kali mengalami kebuntuan yang berkepanjangan akibat kebodohannya sendiri. Tidak heran, konflik yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat sering kali dilatar belakangi oleh faktor lemahnya pemahaman mereka terhadap agama Islam. Pada dasarnya, semua agama mengajarkan para pemeluknya kepada kebaikan.  Agama Islam memiliki kecacatan hanya karena orang – orangnya yang cacat.
Kita tidak bisa menyalahkan Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah Tuhan akan segala kesulitan dan musibah yang sedang dirasakan umat Islam hari ini. Bukan karena Islam kita seperti ini, tetapi karena kitalah Islam seperti ini. Jika kecacatan kita menyebabkan hilangnya keimanan dalam hati hanya karena kita tidak dapat menjawab pertanyaan sederhana “dimana Tuhan berada?” akankah kemurtadaan sebagai jalan keluar? Sikap jahil yang dilakukan umat Islam sebagai indikasi kurangnya ilmu yang dimiliki menjadi bahan tertawaan bagi kaum komunis yang mulai bangkit ditengah – tengah kesengsaraan masyarakat kecil (tertindas). Akankah sejarah kelam Indonesia saat bangkitnya komunisme yang diawali sekelompok minoritas aktivis organisasi masyarakat yang dipengaruhi para pemikir sosialis barat saat masyarakat Indonesia dijajah oleh bangsa Eropa dan mempengaruhi pola pikir para ativis revolusioner (seperti Samoen ketua organisasi Syarekat Islam Semarang) akan terulang kembali?
Belum lagi, pembahasan filsafat yang mulai populer dikalangan mahasiswa yang menyebabkan masuknya berbagai paham seperti marxisme – leninisme, kapitalisme, individualisme, sosialisme, dll semakin memperbesar pengaruh dominasi ilmu pengetahuan yang tidak lagi diimbangi oleh keimanan yang kuat. Peran para ulama semakin tersingkirkan. Doktrin – doktrin ideologi Islam tidak lagi sekuat dahulu. Terpinggirkannya peran para ulama oleh petinggi negara yang umumnya menganut paham komunis dan sosialis (seperti presiden Soekarno) semakin menciutkan suara yang terdengar dari para ulama Indonesia dari zaman ke zaman. Para ahli sejarah bungkam dengan kondisi ini. Akibatnya banyak terjadi penyimpangan makna dan kebenaran perjuangan yang dilakukan bangsa Indonesia sejak pasca kemerdekaan.
Kartosuwiryo seorang tokoh pendiri pergerakan Islam dan pendiri Negara Islam Indonesia dianggap sebagai pemberontak yang dianggap melakukan kudeta dan menyebabkan kegelisahan masyarakat. Padahal, umat Islam saat itu sedang merindukan berdirinya sebuah khilafah islamiah, melihat mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim. Berbagai pemberontakan terhadap kekuasaan pemerintah disebabkan lemahnya pemerintahan rezim Soekarno yang ditandai seringnya terjadi pergantian sistem pemerintahan mulai dari otoriter, liberal, dll. Keadaan yang semakin tak menentu ini membuat banyak oknum – oknum petinggi negara yang memanfaatkan keadaan yang tidak menentu ini. Mulai dari melakukan KKN, menyebar isu kegagalan pemerintah hingga kudeta dan pemberontakan.
Itulah sebabnya banyak bermunculan gerakan anti pemerintah era Soekarno. Perseteruan  ideologi bangsa yang semakin berkembang menyingkirkan umat Islam pada posisi yang semakin mendesaknya untuk terus bertahan tanpa memberikan perlawanan berarti. Satu – satunya gerakan Islam yang mendapat perhatian besar dari pemerintah pada saat itu adalah gerakan DI/TII. Dalam tinjauan sejarahnya, dapat terlihat jelas asal muasal lahirnya berbagai paham yang mempengaruhi ideologi bangsa. Peran Islam sebagai agama samawi yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sekaligus agama yang dianut mayoritas penduduk Indonesia sampai detik ini masih menjadi sumber kegelisahan besar musuh – musuhnya yang berusaha mencari kelemahan agama Islam dari dalam.
 Namun, usaha mereka selalu menemui kebuntuan sebagai bukti kesempurnaan agama Islam. Akhirnya, para musuh Islam membuat skenario besar dan mengubah target penyerangannya, yaitu para penganutnya. Dinamika yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Indonesia, adalah hasil rekayasa musuh – musuh Islam sebagai upaya memperlemah kekuatan yang dimiliki bangsa Indonesia, yaitu negara yang memiliki penduduk penganut agama Islam paling besar didunia. Indonesia adalah Negara yang kaya dengan hasil alamnya. Banyak negara – negara lain yang melihat kelebihan ini dan mencoba menguasainya demi kepentingan pribadi.
Ironisnya, bangsa Indonesia sendiri tidak tahu bagaimana memanfaatkan kelebihan yang dimilikinya. Minimnya ketersediaan SDM yang berkualitas memberi peluang besar bagi bangsa lain untuk turut andil bagian mengeksploitasi SDA Indonesia yang kaya. Hal ini membuat negara Indonesia memiliki ketergantungan terhadap negara lain, dan negara yang paling banyak memberi sumbangsih adalah Amerika Serikat. Sejak dulu, Indonesia belum sepenuhnya lepas dari penjajahan bangsa asing. Hal ini ditandai dari tingkat kemakmuran masyarakat yang tinggal dinegeri yang kaya SDA.
Apakah masuk akal jika Indonesia yang sudah merdeka sejak tahun 1945 dan memiliki SDA yang melimpah masih kesulitan mengatasi persoalan kemiskinan, pengangguran, KKN, dsb? Sama sekali tidak masuk akal, kecuali sebuah kesimpulan bahwa bangsa Indonesia masih terjajah.  Budaya asli bangsa Indonesia telah hilang sejak lama. Semangat perjuangan zaman penjajahan telah pudar oleh materialisme yang meracuni lewat debu modernisasi. Sikap kekeluargaan dan gotong royong telah digantikan oleh individualisme.
Pemahaman agama dan semangat jihad tergantikan oleh fanatisme keagamaan. Mustahil seorang muslim dapat merasakan manisnya iman tanpa mengenal terlebih dahulu siapa Tuhannya. Mental yang lemah untuk melawan keragu – raguan dalam kehidupan beragama menyebabkan kebutaan dan cacat bawaan. Jika saja seorang muslim mau mendekatkan diri kepada Tuhan dengan cara merenungi(berkontemplasi) dan menelaah lebih dalam akan ciptaan-Nya, selayaknya seorang yang melihat sebuah hasil karya lukisan seorang seniman terkenal tanpa pernah bertemu dengan seniman itu, namun dapat memahami berbagai macam pesan yang disampaikan sang seniman dan merasa dekat dengannya melalui karyanya, niscaya segala keraguan akan terjawabkan dengan logika yang dapat diterima akal.   

Selasa, 18 Januari 2011

STAND UP TOGETHER


Berjanjilah pada dunia kau kan menaklukannya
Berjanjilah kau kan menjelma menjadi penakluk dirimu sendiri untuk membantai rasa takut
Beranilah mengambil langkah bak seekor kuda menerjang daratan nan luas
Saat kau berlari bersama pejuang lain
Kau melihat satu – satu dari mereka jatuh tersungkur penuh kesedihan dan hilang asa
Kau tetap meratapi ujung jalan sebagai tujuanmu yang tersisa
Semakin kau berlari, tersisih mereka yang gugur tak tertahan
Tak ada topang diri kecuali tekat
Janjimu hampir terpenuhi bersama segelintir orang yang tetap berlari di sampingmu
Untukku, berjanjilah satu hal wahai calon sarjana cita – cita . . .
Ketika kau mencapai puncak kejayaan usahamu,
Sudikah kau berhenti didepan garis dan kembali
Menoleh pada ratapan – ratapan penuh keterpurukan dan harapan yang “katanya” telah terbuang
Sudikah kau, kawan, berjalan perlahan menghampiri orang – orang dibelakangmu itu
Mengulurkan tangan membuat simpul kuat hingga mampu membangkitkan tubuh yang lemas dan layu
Bersama – sama kau simpulkan dengan kuat hingga mampu membentuk jaring hingga mencapai simpul terakhir
Kau banghkit, kalian bangkit
Bersama menuju kemenangan
Tiada kata bagi mereka yang bersorak sorai merasa berani dan menang di atas kedzaliman
Yang meninggalkan kawan demi cita yang tiada guna
Sorakmu lah yang dinanti
Sorak kalianlah yang paling keras
Merubuhkan keangkuhan bagai meriam memukul sebatang pohon
Tiada jalan yang kan sulit lagi
Telah disempurnakan kemuliaanmu disisi-Nya
Dengan kebahagian yang abadi

Jumat, 07 Januari 2011

CURHAT SETAN

Kapan Nur Muhammad dilahirkan?
Seharusnya jawaban itu tidak ada
Karena pertanyaan pun tak patut diajukan
Kapan roh kudus berkelana di bumi?
Seharusnya kalian malu
Karena roh kudus lama diciptakan sebelum yang ada
Namun jika kalian bertanya, siapa Tuhanku?
Maka aku akan menjawab,
yang kau lupakan dan membuat dirimu lupa pada dirimu sendiri
manusia tak beda dengan hewan?

Ya
Aku sudah memastikan itu
Bahkan pengakuanpun tak lantas membuat pengecuali
Kita berperang tanpa henti
Yang kalah berjuang, telah mati sejak raganya lahir
Salah hanya perumpamaan yang dibuat – buat
Karena salah adalah kunci kebebasan
Mereka takut kalian berbuat salah
Karena mereka tahu itu
Akhirnya salah menjadi salah yang nyata dimatamu
Benar dan salah bukan lah hitam – putih
Tak ada perseberangan antara keduanya
Hanya kalian yang ditipu lembayung dentum halus ludah yang mereka keluarkan
Sahabat, mimpi kita tidak lagi dalam tidur
Tidak lagi

Jangan takut bermimpi disiang bolong
Jadikan telapak panas kaki diaspal jalan
Menandai bangunnya kita dari penjajahan
Kau lihat
Sekarang hujan
Kuyakin sebentar lagi akan terjun pelangi yang melintangi langit sehabis gelap
Warnanya sungguh indah
Aku kan cari tahu siapa yang melukisnya
Kuyakin butuh berjuta tinta saat menggores kuasnya dilangit
Jangan lupa, kita masih berjalan
Lihatlah itu di kananmu
Seorang da’i yang berlagak suci mengankat tangan berseru berkoar – koar
Dan dikirimu, orang tinggal di kardus bekas bermandikan comberan dari kanannya
Takkan jauh beda jika kau menoleh kebelakang
Padahala didepan membentang tempat penuh misteri, tantangan, dan harapan
Dilangit kelopak mata raksasa berayun begitu indah penuh kasih malaikatnya
Dan dibawah, tempat segala lelah, keringat tumbuh subur dikemudian hari

Bicara soal cinta
Kita bukanlah yang paling tahu dari padanya
Sudahkah kalian berusaha adil dalam mencintai?
Yang kalian lakukan sehari – hari adalah menyembunyikan cinta
Atau menggolongkan cinta kedalam kekejian manusia
Bukankah kemunafikan nyata ialah berdusta pada kebenaran?
Yang kuyakini,
Tidak adil jika kita hanya mencintai seseorang
Tapi akan sangat mulia jika kita bisa berbagi cinta dengan semua orang
Kalian timpakan penyesalan pada kebenaran
Kalian benarkan berbagai kesalahan yang tertelan mentah
Berbagai ramu pikiran yang kotor begitu saja berserakan membentuk barisan penyimpangan
Dan dari kalian semua saling bertarung menyebabkan kehancuran sendiri
Kalian menyalahkan Ibu
Kalian menyalahkan teman
Kalian menyalahkan yang terdahulu
Dan kalian menyalahkan Tuhan diatas segalanya
Padahal kita masih tertidur
Itulah mimpi yang dibuat bagi kita yang selalu tidur
Berani bermimpi, artinya berani bangun dari mimpi tidurmu
Cinta pasti terpaku pada hati kita
Nantinya akan dicabut begitu indah jika kau mau menanti

Kuakui kupun terlena jika ku cinta
Akupun bisa menulis lantunan syair tentang cinta saat memikirkannya walau satu malam
Seperti nirwana, mungkin cinta adalah bocoran Tuhan akan surga
Sampai setan mendamba terisak merindunya
Tak apa jika kita merindu bagai setan
Mengharap kasih lambai dayung sanubari hati jernih
Aku mencintaimu saat tak kuharapkan
Aku mencintai kalian saat kalian menikam sabu
dan tak berhenti sampai disitu

HADIAH MAAF












Aku terampas amanah yang mulia
Di jiwa hampa aku bersenandung dengan lembaran mushaf nan indah dikata
Berdebu tubuh disapu lekat dosa manusia
Tak dapat hilang walau bermandikan samudra
Kita butuh lebih dari sekedar kamus besar yang kita punya
Karena anugrah Adam adahal nama
Kata – kata
Kulantunkan aksara agar bisa bersama kalian
Mungkin aku tidak dapat sampai ke negeri China
Walau Rasul berharap sebuah Hijrah
Mungkin ragaku tak sampai menyebrang samudra
Tapi hatiku telah sampai semenjak kau sebut namaku disana
Ini bukan sebuah hijab
Akupun tak ingin menjadi sebuah dongeng untuk mereka tahu
Semoga syairku kau terima dibalut surat awan – awan
Gema suara disana dapat kudengar disini
Teruslah gemakan
Agar kita ingat untuk tetap berdiri dalam khittah perjuangan Allah

Adakah kau ingin mencari?