Rabu, 31 Agustus 2011

TIDAK MEMILIKI ARTI


















Berkabung aku dihamparan rumput dan angin
Atas kekecewaan pada diri yang tercela
Mencoba membuktikan diri dengan kesombongan
Berbuah kesadaran akan kepahitan
Sekarang tak ada sia akan masa lalu
Sekarang tiada yang berarti bagiku
Ini perjalananku
Aku yang menempuhnya dengan kemerdekaanku
Lepas dari semua ikatan dan belenggu
Keluar dari lingkaran merah
Siapa yang tahu dimana aku?
Selain tuhan dan hati
Mengungkap tabir sosial dengan pikiran
Kutemukan sedikit jawaban
Yang tak kutahu benar salahnya
Aku tergantung dan melayang
Tanpa menghargai masa lalu
Ku belajar menemani malam
Dan sekarang akulah kabutnya
Tiada kau rasa tiada teman
Malam tak dapat ditemani
Maka siang kucari
Namun diriku telah menjadi malam
Aku tiada di siang itu
Hanya ku menyadari
Siang... malam..., apakah beda?
Bukan itu intinya
Hitam... putih... apa selalu begitu?
Bukan itu intinya
Siang... malam...
Hitam... putih...
Hanyalah bahasa penterjemah
Tidak memiliki arti

Selasa, 02 Agustus 2011

RAMADHAN, BULAN YANG ANEH




















Ramadhan, bulan yang aneh
Dibulan ini orang – orang berpuasa
Kata orang – orang ini pun, Ramadhan penuh berkah
Penuh ampunan
Bahkan sebelum datangnya saja orang – orang sudah bersuka cita
Ramadhan, bulan yang aneh
Dibulan ini semua harga sembako naik
Tapi anehnya, hal ini tidak berdampak pada stabilitas ekonomi Negara
Tukang jajanan menjamur ketika sore hari
Kendaraan ramai menyerbu warna – warni hidangan berbuka puasa
Ramadhan, bulan yang aneh
Orang – orang menjadi lebih giat beribadah
Tapi Cuma dibulan ini
Dari sebelumnya shalat di rumah dan sering terlambat
Kini rajin pergi ke Masjid dan lebih tepat waktu
Jika malam datang semua semakin giat beribadah
Dari mulai pergi ke Masjid dampai tadarus Al-Qur’an
Ramadhan, bulan yang aneh
Katanya dibulan ini ada malam yang lebih baik dari 1000 bulan
Bayangkan saja, 1000 bulan
Itu hampir sama dengan 365000 hari atau 83,3 tahun lamanya
Mana ada malam seperti itu selain dibulan ini?
Kata orang – orang dibulan ini setan – setan dibelenggu dan pasukan Malaikat dikerahkan dalam jumlah yang tak terhingga untuk memberi rahmat bagi seluruh manusia yang beribadah
Tetapi, yang selalu menjadi biasa dibulan ini adalah
Masih banyak orang – orang yang tidak berpuasa tanpa alasan
Dijalanan, emosi sering kali tak tertahankan
Dirumah, tubuh hanya dapat berbaring tanpa melakukan apa – apa
Dikantor, semakin banyak yang datang terlambat dan bermalas – malasan
Dipertengahan bulan, Masjid kembali sepi
Ditepian pantai dan tempat serupa lain, sepasang kekasih bukan muhrim berduaan menunggu kumandang Adzan
Para pengemis bertambah setiap harinya
Sebagian hanya berpura – pura
Menggendong seorang anak yang bukan miliknya untuk mendapatkan sekeping uang
Memanfaatkan belas kasihan demi keuntungan besar
Ramadhan, bulan yang aneh
Ketika bulan ini berakhir, perayaan terbesar umat Muslim diselenggarakan
Lafadz Illah menggema keseluruh penjuru dunia
Umat muslim berbondong – bondong datang ke Masjid mengenakan pakaian terbik yang mereka punya
Ibu – ibu menyiapkan hidangan lezat untuk keluarga dan tamu – tamunya
Senyum mereka mengembang bermekaran
Wajah mereka berseri dan bersih
Saling memaafkan dengan kelapangan hati
Pada hari itu, semua bahagia
Pada hari itu, semua kembali suci
Sungguh hari yang indah

EMOSI YANG MENYENANGKAN

















Seperti biasa, disiang hari hanya ada obrolan 2 insan
Katakan A dan katakan B
Kemudian ada kata C yang kubaca dengan kerut dahi
Terlontarlah kata D sebagai balasan akan kata C
Ada perasaan aneh dalam hati
Seperti, menyulut api
Ini mengalir dengan cepat dalam darah
Lajunya cepat dan dalam beberapa detik sudah tersebar keseluruh tubuh
Lucunya, api yang mulai membakar ini seiring dengan nada lagu yang sedang aku dengar
Jadilah sebuah tarian penuh semangat membara dalam tubuh
Ini emosi yang aneh
Sebenarnya ini emosi marah
Teramat marah
Tetapi yang muncul adalah senyum yang lebar
Tetapi yang muncul adalah gairah
Diiringi lagu tubuhkupun berdendang bersuka ria
Menari diatas amarahku
Sungguh sensasi yang tak biasa
Hahahaha...

Senin, 01 Agustus 2011

HARAPAN KOSONG





















Sampai dimana pencapaianku?
Sudahkah aku berusaha?
Tapi, aku tidak merasa lelah
Sudahkah aku bekerja?
Tapi, aku belum berkeringat
Adakah usaha yang tidak menimbulkan lelah!
Adakah pekerjaan yang tidak mengeluarkan keringat?
Bukankah itu berarti satu hal...
Sampai dimanakah pencapaianku?
Hingga deting ini, tiada hasil kupetik
Yang terlihat pohon – pohon layu dan jatuh
Tidak ada daun hijau, yang ada hanya daun kering berserakan
Adakah pohon yang tidak berbuah?
Bukankah itu berarti satu hal...
Sampai dimana pencapaianku?
Menjalin cinta kepada orang tua dan sahabat
Cinta yang murni lahir dari keikhlasan
Keikhlasan memberi dan menerima
Namun yang kusadari
Tiada suatu telah kuberi
Masih utuh dan penuh
Yang ku tahu aku masih menunggu
Pemberian atau semacamnya
Jika ini benar, masihkan aku mencintai dan dicintai?
Bukankah ini berarti satu hal...
Sampai dimana pencapaianku?
Tanpa usaha, tanpa istiqomah, tanpa keikhlasan
Kebodohan dalam pengharapan
Menciptakan harapan kosong
Ini berarti sesuatu,
Pencapaianku tidak beranjak kemanapun

CELAKA, DIRIKU CELAKA

Celaka
Diriku celaka
bagai tersesat dalam badai masa
seperti kemarin
dan kemarin
dan kemarin
dan kemarin
dan kemarin yang lalu
celaka
diri ini celaka
sukar untuk dipercaya
Harus bagaimana?
Mati
Kini terasa semakin menakutkan
Mati
Kini seakan melucuti
Lari
Aku tidak bisa lari
Tiada berkaki
Tak bisa berlari
Ampun
Tiada lagi ampun
Sudah cukup ampunmu
Kuatkan hati ini
Menuju jalanMu
Berikan petunjuk
Berikan cahaya
Agar dapat menapaki lagi
jalanMu itu
sampai disini, kan kucoba
takkan berhenti bertaubat

Adakah kau ingin mencari?