Sore itu, seperti biasa aku kantukan diriku
Demi menikmati hari sisa – sisa hidupku yang masih panjang
Tidak ada salahnya kan menjemur pikiran di kala senja?
Lagipula hari ini aku tidak memiliki agenda apapun
Paling tidak beberapa telah aku penuhi
Mungkin tidak ada salahnya mengembara mencari kesenangan kecil dengan teman wanitaku
Kusebut teman wanita karena memang ia temanku dan ia seorang wanita
Kemana kau membawaku kawan?
(Kalian perlu catat dia yang membawaku)
“Menolongku” jawabnya
Baiklah...
Hm... dimana dia menaruh dirinya?
Apakah sudah dekat?
Kenapa aku merasa tidak asing dengan tempat ini?
Kenapa aku merasa seakan aku sudah pulang (kembali)?
Ini tempat bermainku
Ini tempat yang menyimpan masa laluku
Aku tahu, karena ia tidak berubah
Baumu sama...
Ragamu tak kunjung tergerak mengikuti zaman...
Dan, dirimu masih menyimpan dirinya...
Dag.. dig.. dug.. jantungku berdegup lebih cepat
Bertanya dalam diriku
Masihkah ia ada disana?
Dia...
Kemudian dia...
Dan dia lagi...?
Mataku sibuk mencari
Hatiku sibuk bicara
Pikiranku menyimpan tanya
Perasaanku menyimpan rindu
Namun mulutku diam membisu
Aku duduk diteras rumah
Tentu bukan rumah diantara “dia – dia atau kamu”
Rumah yang lebih berkepentingan didatangai
Duduk diantara mereka tak menghentikan laju hayalku
Aku masih menunggu bayangan tak pasti
Bayangan dari masa lalu yang tak kasat wujudnya saat ini
Tentu itu karena kau pasti berubah
Entah kurus, gemuk
Putih, hitam
Tinggi, pendek
Tampan, cantik, jelek
Hayalku berbuah fatamorgana
Semakin kuat.. semakin kuat..
Pertanda apa ini?
Aku seperti melihat masa laluku dalam sebuah layar
Berisi semua memori masa lalu
Apa karena terlalu lama aku melupakan ini?
Atau karena aku telah jauh dari kalian dan masa kecil dahulu?
Aku demam
Demam rindu
Sudahlah aku terperangkap ditempat ini dan masa lalu
Timbul keinginan untuk memutar balikan waktu
Timbul keinginan untuk kembali putih merah kecil
Ya... aku senang dengan masa kecilku dahulu
Terutama kedekatan dengan kalian
Apakah kalian berfikir sama denganku?
Dulu aku tidak tahu kau tampan
Dulu aku tidak mengerti kau cantik
Dulu aku tidak tahu kau hebat
Dulupun, aku tidak tahu kau penuh ego
Aku hanya tahu hari esok kita kan bertemu kembali
Begitu indah fatamorgana ini
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Aku mulai merasa ada yang aneh
Aku terlalu terlena oleh masa lalu ini
Terlalu terlena
Ini tidak baik bagiku dan jiwa kecilku
Ini menjauhkanku dari kenyataan
Sadar.. sadar.. bangun!
Ah... setidaknya rasa penasaranku sedikit terobati oleh pernyataan tetangga dudukku
Kawanku...
Aku senang dia masih satu darah dengannya
Matahari semakin redup cahayanya
Aku tahu ini sudah sore, dan pasti kalian para tetangga dudukkupun menyadari itu
Iya kan?
Hufh... mari pulang
Apa itu?
Bunyi tawa...
Rambut pirang?
Seorang gadis
“tuh dia” katamu mengagetkanku
“Itukah dia!” kataku dalam hati
Hebat, dia semakin cantik
Aku senang memiliki teman seperti kalian
Sejenak fatamorgana itu kembali
Secepat itu pula sosokmu kembali hilang
Yah, seperti biasa... tak ada yang berubah darimu dan diriku
Setidaknya aku puas dengan hari ini
Aku mendapat kesenangannya
Ok, kita pulang