Kumandang magrib sudah berkumandang dihari ke-6 liburan ini. Huuh…. Sial, gara-gara lupa hari dan kesiangan bangun pagi sampai tidak sempat untuk ikut menjadi panitia Kemah Akbar di Bojong Mangu bersama teman-teman dari OSIS dan Pramuka MAN Cikarang dan di lokasi. Sore ini ada hal yang berbeda saat pergi untuk melaksanakan shalat magrib berjamaah di mushola kecil depan rumahku itu. Hmm…. Sudah lama rasanya aku tidak mengumandangkan adzan seperti dulu. Entah mengapa semakin pendeknya sisa umurku, semakin kumerasa tak dapat mengendalikan diri dari dosa-dosaku di dunia.
Hmmm…. Sepertinya muadzin agak sedikit telat mengumandangkan adzan dibandingkan masjid-masjid dan mushala lain yang telah mengumandangkan adzan lebih awal sehingga terasa jeda waktu yang agak lama dengan adzan di mushala depan rumahku itu. Belum sempat aku masuk kedalamnya, terdengar bunyi . Bunyi yang tidak asing didengar. Bunyi yang selalu menyakiti telinga untuk membangunkan diri dari lelapnya tidur. Bunyi jam weaker.
Hmm…. Mungkin jam ini berasal dari rumah disamping Mushala…. Semakin kudekati, bunyi itu semakin mengarah kedalam mushala. Ya… ternyata bunyi itu memang berasal dari jam dinding yang dipasang dimushala ini. Aneh… hmm.. aneh.. kenapa aku bilang aneh? Padahal hal ini wajar-wajar saja! Ya, aneh.. sebelumnya jam ini tak pernah berbunyi. Bertahun-tahun aku mengunjungi mushala ini baru kali ini aku dengar jam weaker yang terpasang didiniding ini berbunyi.
Lama kudengar, bunyi ini semakin mengganggu ditelinga. Sayang aku tidak dapat meraihnya di atas dinding agar bunyi itu bias kuredam. Yaaah…. Apa boleh buat, sebentar lagi iqomat akan dikumandangkan, biarkan saja dulu. Teringat bahwa jam weaker itu adalah barang yang sangat bermanfaat. Tapi, saat ini ia terlihat seperti polutan yang berada ditempat yang salah karena bunyinya yang mengganggu itu. Kurenungkan sejenak akan kehidupanku sekarang yang penuh perubahan masa remaja.
Selama ini aku berusaha untuk menjadi berbeda. Tapi, aku memandang bahwa semua hal pada dasarnya sama. Sampai sekarang aku masih mencari apa yang membedakan semua hal didunia. Jika aku memikirkan perkataan Allah dalam Alquran yang mangatakan bahwa yang membedakan manusia satu dengan lainnya adalah ketaqwaannya, hmm…. Sepertinya aku masih harus terus menempa keimanan dan ilmuku. Jika kau sudah merasa berbeda dengan orang lain, maka kau harus sadar dimana letak perbedaan itu dan posisimu sendiri diantara orang lain. Kalau begitu, dimana sebenarnya letak perbedaan itu?
Aku pernah merasa bahwa aku berbeda dengan orang lain berdasarkan kemampuan dan pilihanku. Namun, lambat laun aku menyadari bahwa hal itu dapat juga dilakukan oleh siapapun. Siapapun dapat menjadi sepertiku. Kalau begitu, aku tidaklah berbeda dengan orang lain? Kalu begitu, bagaimana caranya menjadi berbeda dengan orang lain? Apa yang membuat diriku berbeda dengan orang lain? Perbedaan! Perbedaan adalah hal yang membuat dunia ini indah.
Dunia tak kan terlihat indah jika Tuhan menciptakan bunga hanya melati. Dunia tidak akan indah jika hanya ada satu warna. Bahkan dunia tidak akan indah jika tidak ada kejahatan yang menjadikan kebaikan itu sebagai sesuatu yang baik. Banyak tori-teori yang dikemukakan para ilmuwan dan pemikir mengenai perubahan. Kau tidak akan percaya apa yang dapat dipikirkan manusia akan segala penngetahuan didunia.
Manusia dapat mempertanyakan segala hal, mulai dari hal kecil, hingga hal yang rumit. Mulai dari mempertanyakan alam, hingga mempertanyakan Tuhan. Suatu kebebasan hakiki yang dimiliki manusia. Kebebasan berfikir. Huuuh…. Selesai aku mengerjakan shalat magrib sore ini, rasanya bunyi weaker itu mencoba membunuhku. Aaaaaargh…. Polusi... polusi… ini polusi…. Aku mempersingkat bacaan dzikirku agar dapat segera keluar dari mushala ini untuk menjauhi bunyi yang membunuh ini - tentunya bukan karena ingin meninggalkan mushala karena tidak mau ikut berwirid dan berdo’a.
sayangnya, sudah sekian tahun lamanya berlalu, jam itu tak lagi berbunyi. Dia menggangguku dengan kerinduannya yang mengganggu.